Islam dan Malam
Pertama
Malam Pertama merupakan salah satu rangkaian ritual pernikahan yang
mendapat perhatian dalam Islam. Nabi kita yang mulia mengajarkan apa yang
seharusnya dilakukan pasangan pengantin pada malam pertamanya agar semua
aktifitas bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Di antara tuntunan beliau SAW
adalah:
1. Shalat Dua Raka'at Ketika Masuk Menemui Istri.
Setelah acara walimah/resepsi selesai dan suasana sudah tenang,
suami akan masuk ke kamar pengantin untuk menemui istrinya. Pada saat itu
disunnahkan bagi kedua mempelai melaksanakan shalat dua raka'at.
2. Membaca Do'a bagi Mempelai Laki-laki.
Setelah selesai melaksanakan shalat, disunnahkan bagi mempelai
laki-laki untuk membaca do'a sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "Jika
salah seorang kamu menikahi perempuan, maka ia hendaklah membaca do'a :
'Allahumma inni as aluka
khairaha wa khaira ma jabaltaha alaihi wa a'udzubika min syarriha wa min syarri
ma jabaltaha alaihi'.
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan
kebaikan yang telah Engkau adakan untuknya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari
keburukannya dan dari keburukan yang Engkau adakan untuknya. (HR Abu Dawud)
3. Mencairkan suasana dengan saling berdialog.
Jika setelah itu suasana masih kaku, biasanya bagi istri,
sebaiknya suami tidak tergesa-gesa dengan langsung melakukan jima'. Simaklah
kisah malam pertama Syaikh Asy-Sya'bi, seorang tabi'in terkenal yang menikahi
seorang perempuan dari Bani Tamim bernama Zainab binti Hudhair. Syaikh
Asy-Sya'bi menuturkan sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya
Ahkamun Nisaa': "Setelah selesai walimah dan suasana kembali tenang, aku
masuk menemuinya dan berkata, 'Sesungguhnya termasuk sunnah mengerjakan shalat
dua raka'at. Lalu aku berdiri melakukannya dan memohon kepada Allah agar
melimpahkan kebaikan di malam ini. Ketika aku berpaling ke kanan mengucapkan
salam, aku melihatnya ikut shalat di belakangku. Kemudian ketika berpaling ke
kiri, aku sudah melihatnya sudah berada di tempat tidurnya. Akupun mengulurkan
tanganku, tetapi ia berkata, 'Sabarlah, sesungguhnya aku adalah perempuan yang
asing bagimu. Demi Allah, kini aku sedang meniti jalan yang paling berat yang
sebelumnya belum pernah ku alami. Engkau adalah laki-laki asing, aku belum
mengenal perangaimu, maka ceritakanlah hal-hal yang engkau sukai untuk aku
kerjakan dan hal-hal yang engkau benci untuk aku hindari. Akupun menjawab, 'Aku
suka ini dan ini, aku benci ini dan itu,... sementara ia mendengarkanku dengan
penuh perhatian. Akhirnya malam yang paling indah itupun aku raih."
4. Melakukan Jima'
Dalam melakukan jima' pertama ini hendaknya suami tidak
tergesa-gesa. Keduanya hendaknya memperlakukan pasangannya dengan lemah lembut.
Interaksi yang lemah lembut dan penuh kasih sayang akan memudahkan mereka
melakukan jima' pertama ini. Sebaiknya keduanya mempelajari terlebih dahulu
adab-adab dan tata cara jima' yang diajarkan Rasulullah SAW. Sudah banyak buku
karya ulama yang membahas tema ini, diantaranya Imam Al-Ghazali dalam kitabnya
Ihya Ulumuddin. Dalam salah satu pembahasannya beliau menulis tentang adab-adab
jima' sebagai berikut:
a. Membaca Basmallah dan berdo'a sebelum melakukan jima'.
"Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah
seorang kamu ingin berjima' dengan istrinya, hendaklah ia membaca: 'Bismillah,
Allahumma jannibnaa asy-syaithana wa jannibi asy-syaithana ma rozaqtanaa' (Dengan nama Allah, Yaa Allah
jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rizqikan
kepada kami). Maka seandainya ditakdirkan dari hubungan itu seorang anak, anak
itu tidak akan diganggu syetan selama-lamanya." (HR Bukhari dan Muslim)
b. Melakukan pemanasan (pengantar) jima'. Pengantar jima'
dimaksudkan agar suami tidak mendatangi istrinya dalam kondisi istri tidak
siap. Pada hakikatnya perempuan menginginkan dari laki-laki seperti laki-laki
menginginkannya dari perempuan, hanya saja kesiapan perempuan untuk melakukan
jima' tidak muncul setiap saat sebagaimana laki-laki. Beberapa pengantar jima'
misalnya: saling mencumbu dengan melakukan hubungan ringan sebelum jima' dengan
berciuman, berpelukan dan perbuatan yang lain yang kesemuanya dimaksudkan untuk
memberi rangsangan dan membangkitkan gairah untuk melakukan jima'. Dengan melakukan
pengantar jima' ini diharapkan keduanya dalam kondisi benar-benar siap untuk
berjima' sehingga keduanya dapat meraih kepuasan.
c. Melakukan jima' tanpa tergesa-gesa. Lakukanlah jima' dengan
kelembutan dan penuh kasih sayang.Jika dalam melakukan jima' pertama ini
ternyata masih terdapat kesulitan, jangan tergesa-gesa untuk menyelesaikannya
pada saat itu juga. Bersabarlah, mungkin akan mudah setelah berlangsung
beberapa hari. Dan apabila suami mencapai kepuasan lebih dulu, hendaknya tidak
tergesa-gesa beranjak dari istrinya, tunggulah sampai istri dapat meraih
kepuasan.
Dengan memperhatikan tuntunan Rasulullah SAW tersebut malam
pertama disamping akan menjadi kenangan indah bagi kedua pihak, sekaligus juga
bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Nah, bagaimana dengan malam pertama Anda?
Akh…nikah dulu, baru deh merasakannya…….!
3 komentar:
mantap dah.. tipsnya
oke makasih jangan lupa datang lagii
oke makasih jangan lupa datang lagii
Posting Komentar